INISIATOR PROGRAM SABANG MERAUKE


INDONESIA saat ini sedang darurat intoleransi maka benih-benih intoleransi harus segera disudahi agar kehidupan dapat berjalan normal sebelum terjadi konflik memecah belah bangsa. Hal itulah yang menginspirasi Ayu Kartika Dewi bersama teman-temannya membuat sebuah program 'Sabang Merauke' yaitu program pendidikan pertukaran pelajar antardaerah guna menanamkan kembali nilai-nilai toleransi.

Ayu mengaku tidak memiliki data sejak kapan bibit-bibit intoleransi itu muncul. Tapi jauh sebelum terjadi seperti pilkada atau misalnya pilpres yang kini semakin panas. “Pada tahun 1998 adalah potret kejadian yang mengerikan dari sebuah intoleransi, saat itu rakyat sesama bangsa dibakar, dibuat agar dibenci, difitnah agar yang tidak sepaham marah, membunuh, memperkosa mereka yang berbeda, sungguh menyeramkan dan menakutkan,” imbuhnya.

Trauma atas kejadian tersebut, kita harus melakukan sesuatu agar tidak terjadi lagi dan saya percaya bahwa dalam hidup kita harus punya keberanian untuk melakukan apa yang bisa dilakukan. Saya pernah jadi guru SD di Maluku Utara 11 tahun lalu atau setelah kerusuhan di sana selesai, tapi saya masih melihat bahwa bekas-bekas kerusuhan itu masih ada, kekeluargaan ditengah masyarakat masih tersekat-sekat, ada desa Islam, desa Kristen dan masih banyak prasangka satu sama lain. “saya berdiskusi dengan teman-teman untuk melakukan sesuatu.” ucap Ayu.

Kalau mau cari tujuan hidup, maka carilah dua hal, yaitu apa yang kita cintai dan apa yang membuat kita marah. Kalau kita tahu apa yang kita cintai, kita akan melakukan sesuatu yang terbaik pada orang yang kita cintai dan kalau kita tahu yang membuat kita marah, maka kita akan melakukan perubahan atau menghentikan apa yang membuat kita marah, “Inisiasi membuat Sabang Merauke, karena saya marah dengan intoleransi dan marah melihat anak kecil yang seharusnya masih murni tanpa prasangka tapi bisa punya kebencian sama orang yang tidak sefaham dengannya.’ Katanya.

Program Sabang Merauke, sudah berjalan 6 tahun dengan total peserta 400-an orang lebih, kalau relawan sudah ribuan yang sudah bergabung. Kami juga berkolaborasi dengan beberapa content creator untuk membuat video dan beberapa waktu lalu kita sudah menerbitkan buku anak-anak, yang terinspirasi dari cerita anak Sabang Merauke.

Banyak hal positif yang bisa didapatkan dalam kegiatan Sabang Merauke, salah satunya adalah mempertemukan orang-orang yang tidak sepaham. “Orang, kalau sudah berjumpa maka dinding-dinding prasangka akan runtuh jadi sangat penting mempertemukan mereka agar prasangka negatif menjadi positif dan ternyata... ternyata mereka tidaklah sejahat yang dibayangkan, ternyata orang Kristen tidak jahat seperti yang dibayangkan, ternyata orang Islam tidak mengerikan seperti yang digembar-gemborkan, tapi yang pasti, begitu banyak ternyatanya, pungkas Ayu. (AB).
#Inspirasi #SabangMerauke
***
Share this article :

KLIK GAMBAR DIBAWAH INI UNTUK KE ARTIKEL LAINNYA